Senin, 31 Desember 2012

MERCEDES BENZ GL 350 CDI

Bangsa Jerman terkenal dengan kemampuan rekayasa tekniknya Dan Mercedes-Benz memperlakukan atau mempertontonkan MERCEDES BENZ  GL 350 CDI dengan cara serupa. Lihat saja bagaimana seantero kabinnya dipenuhi perangkat dengan kinerja elektronik dan bercita rasa premium. Tak heran jika MERCEDES BENZ  GL 350 CDI layak menjadi salah satu SUV paling modern yang pernah kami coba. Tak hanya jok, komponen lain seperti sunroof, mekanisme pelipatan jok baris ketiga, pintu bagasi, hingga suspensi udara dikendalikan oleh modul elektronik canggih.

Anda diberi kuasa untuk mengatur semuanya melalui tombol-tombol yang tersusun rapi di kabinnya. Kondisi ini amat kontras dengan saudaranya G 300 CDI yang kami tes pada saat nyaris bersamaan. Pada model yang akrab disebut jip Mercy ini hampir semua alat berfungsi secara manual menggunakan tenaga manusia,  Kembali ke GL-Class. Bagi yang belum terbiasa, mengendarai MERCEDES BENZ GL 350 CDI sekilas terkesan rumit, tapi sejatinya semua itu tersadur dalam sistem operasional yang cukup intuitif. Begitu pula dengan simbol-simbol di tombol, sehingga memudahkan penggunanya. Posisi jok pengemudi yang terbilang tinggi membuat visibilitas ke segala arah menjadi jelas, baik ke dalam mapupun keluar kabin.

Hal ini saja sudah jadi kelebihan mengingat GL memiliki tubuh bongsor dengan panjang 5,1 meter dan lebar mencapai 2,2 meter. Namun Anda tak perlu khawatir saat melakukan parkir mundur, karena  manuver akan tertolong oleh kamera parkir yang aktif secara otomatis ketika tuas transmisi dipindahkan ke posisi R. Kemewahan dan kenyamanan adalah teritorinya.  Hampir seluruh bagian interior terbungkus kulit tak hanya jok dan doortrim, tapi juga sampai ke dasbor. Distribusi AC merata berkat blower di depan bangku tengah dan blower untuk kursi di baris ketiga yang bercokol di atap. Sementara itu sunroof yang terdapat di atas bangku baris pertama dan kedua membuat kabin lebih berkesan luas.


Total ada tiga layar monitor untuk menampilkan film dari DVD sebagai sarana hiburan bagi penumpang di MERCEDES BENZ GL 350 CDI. Fokus hiburan bagi penumpang ini tampak dari penempatan player DVD di bawah blower AC tengah.  Meski dimensinya besar dan gagah, namun nilai aerodinamikanya tetap baik dengan coeficient of drag hanya 0,36. Untuk berakselerasi dari kondisi diam hingga kecepatan 100 km/jam GL 350 CDI membutuhkan 9,6 detik. Dan transmisi otomatisnya bekerja halus untuk membawanya berlari hingga kecepatan puncak di 210 km/ jam.

Lebih mengasyikkan karena tingkat kekerasan    suspensi dapat diatur melalui tombol yang tersemat di panel dasbor, dengan pilihan Sport atau Comfort. Meski ganas di aspal, bukan berarti GL loyo di tanah becek. Suspensi udara membuatnya mampu menyesuaikan diri dengan berbagai lintasan. Yaitu dengan pengatur ketinggian yang tersedia dalam 3 tingkatan. Ditambah dengan approach angle yang mencapai 32 dan departure angle di 27 derajat. Varian GL-Class yang satu ini menggunakan mesin diesel berkonfigurasi V6 2.987 cc dengan turbo dan intercooler.

Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 211 dk pada 3.400 rpm dan torsi 540 Nm di rentang  1.600-2.400 rpm. Di lahan pengetesan, kami beberapa kali melakukan flat out menginjak pedal gas sampai rata ke lantai. Dan seketika itu juga lecutan torsinya yang melimpah membuat badan terhempas ke sandaran jok. Kami sadar sepenuhnya bahwa MERCEDES BENZ GL 350 CDI adalah sebuah SUV berbadan besar yang sanggup 'menelan' tujuh orang dengan sangat nyaman. Dan seluruh teknologi canggih yang dimiliki berhasil menjinakkan karakternya hingga lebih mudah dikendalikan. Satu hal yang pasti. SUV premium ini memiliki semua yang di dibutuhkan untuk berkendara dengan nyaman, aman, dan berkelas. 

 FIRST OPINION
Hampir pasti, SUV semewah mercedes BENZ GL 350 CDI tak akan Anda gunakan menembus medan berlumpur, namun potensinya di medan off-road akan membuat Anda percaya diri kalau sekadar melibas jalur luar kota beraspal jelek. Tongkrongannya yang besar dan gagah menyempurnakan emblem bintang tiga sudut sebagai pemuas gengsi.  suspensi dapat diatur melalui tornbol yang tersemat di panel dasbor, dengan pilihan Sport atau Comfort.

Meski ganas di aspal, bukan berarti GL loyo di tanah becek. Suspensi udara membuatnya mampu menyesuaikan diri dengan berbagai lintasan. Yaitu dengan pengatur ketinggian yang tersedia dalam 3 tingkatan. Ditambah dengan approach angle yang mencapai 32 dan departure angle di 27 derajat. Varian GL-Class yang satu ini menggunakan mesin diesel berkonfigurasi V6 2.987 cc dengan turbo dan intercooler. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga 211 dk pada 3.400 rpm dan torsi 540 Nm di rentang  1.600-2.400 rpm.

Di lahan pengetesan, kami beberapa kali melakukan flat out menginjak pedal gas sampai rata ke lantai. Dan seketika itu juga lecutan torsinya yang melimpah membuat badan terhempas ke sandaran jok. Kami sadar sepenuhnya bahwa MERCEDES BENZ GL 350 CDI adalah sebuah SUV berbadan besar yang sanggup 'menelan' tujuh orang dengan sangat nyaman. Dan seluruh teknologi canggih yang dimiliki berhasil menjinakkan karakternya hingga lebih mudah dikendalikan. Satu hal yang pasti. SUV premium ini memiliki semua yang di dibutuhkan untuk berkendara dengan nyaman, aman, dan berkelas. 

Minggu, 30 Desember 2012

CHEVROLET ORLANDO, MPV dari Chevrolet

Tampaknya chevrolet kini sudah melirik belahan dunia lain untuk memproduksi sebuah transporter. Setelah sukses dengan Captiva dalam segmen mobil keluarga, kini kehadiran Chevrolet Orlando bisa dijadikan pilihan lain untuk keluarga.  Dan MpV menjadi opsi. Pasar Eropa dan Asia cenderung memilih MpV karena kapasitas yang besar serta kepraktisan yang ditawarkan. Untuk itulah Chevrolet serius menggarap Chevrolet Orlando yang notabene tidak melirik pasar Amerika untuk meraup pundi. Sejak kehadiran Orlando Concept beberapa tahun silam di Paris Motor Show, kini versi produksinya juga akan diperkenalkan   Di Amerika pasar MpV tilak terlalu bagus, biasanya masyarakat Negeri paman iam itu melirik SUV atau mobil-mobil besar. Namun etelah krisis finansial 2009 dan keterpurukan ekonomi Amerika, maka harus ada Pilihan Iain memproduksi mobil yang dapat digunaan worldwide.  

Secara keseluruhan desain memang sama karena memang mengambil sasis yang sama tentunya, hanya saja varian konsep lebih kekar dan mature dibandingkan dengan versi produksi yang seolah memang dikhususkan untuk keluarga. Mungkin Anda ingat Chevrolet Captiva dan S3X Concept. Seandainya Captiva memiliki Waiah macho seperti konsepnya, bisa jadi  lebih banyak konsumen yang akan meminangnya. Tapi toh, Chevrolet Orlando versi produksi masih memberikan desain yang ciamik dengan garis tegas yang memperlihatkan ruang lapang di interior.

Bagian depan sepintas sama dengan Captiva dan Cruze dengan gril terbelah oleh logo di tengahnya. Lampu besarnya memberikan rasa aman dengan sinar yang lebih lebar.  Dari samping terlihat bentuk bodi yang boxy, terutama pilar-D yang mengotak. Hal ini menunjukkan ruang kepala yang lega untuk penumpang baris ketiga.Bila mengambil sasis Cruze, maka sumbu rodanya tidak akan jauh dari 2.658-2.700 mm, sementara Toyota Kijang Innova memiliki sumbu roda 2.750 mm.  Lalu bagaimana dengan rencana produksi MPV 7-seater di Indonesia? Apakah Orlando jawabannya? Atau setelah Orlando akan ada lagi MPV yang lebih ramah harga? Kita nantikan saja kejutan Chevrolet untuk Indonesia.

Sabtu, 29 Desember 2012

HYUNDAI I20

 Selera memang jadi preferensi pribadi. Hyundai pun berusaha bertahan dengan desain berselera Eropa untuk pada produkproduknya. Termasuk i20 yang bertempur di kelas dengan persaingan yang begitu ketat. Sekaligus melanjutkan tradisi yang telah terbentuk oleh model yang digantikannya, Getz. Bersaing di kelas Compact Hatchback, Hyundai i20 hadir dengan harga paling terjangkau di trio Jazz,Mazda, dan Hyundai i20. Varian SG bertransmisi otomatis  yang diadu di Tes Jalan ini dibanderol Rp 190 juta.

 Ia lebih murah Rp 10 juta dari Mazda2 dan Rp 31,5 juta dengan Honda Jazz. Tapi apakah harga yang lebih terjangkau itu membuat i20 lebih memikat? Melihat sosoknya, memang, i20 tidak seagresif dua rivalnya. Tampilannya lebih kalem, walau dilengkapi pelek alloy 16 inci bermotif jaring yang sporty, plus ban berprofil tipis. Dengan desain yang membulat baik di depan maupun di buritan, i20 tentu memberi karakter lebih elegan bagi pemiliknya. Begitu pula pada desain interiornya. Kelir interior berwarna two-tone terlihat elegan dengan beberapa penggunaan plastik bermotif. Yang menarik adalah motif pada pelapis joknya yang atraktif. 

Namun sayangnya, busa sandaran jok unit tes kami ini sudah kempot. Sehingga rangka jok cukup terasa di punggung. Sebaliknya,posisi mengemudinya mantap. Ditunjang pengaturan setir reach dan rake, memudahkan untuk mendapatkan posisi  mengemudi yang pas. Seperti kedua rivalnya, i20 juga menggunakan sistem electric power steering. Namun kemudinya terasa lebih berbobot, tidak seenteng Mazda2. Kondisi ini lebih memberi keyakinan pengemudi. Soal kepraktisan, Compact Hatchback Hyundai i20 ini cukup baik dengan3 cup holder dan I0 penyimpanan. Namun ia harus men gakui fleksibilitas pelipatan bangku belakang serta ruang bagasi milik Jazz. 


Walau ruang bagasinya dengan bibir yang cukup rendah, lebih lega dari Mazda2.  Bangku belakang Hyundai i20 juga memberi ruang kepala yang memadai. Tapi terbentur pada ruang kaki yang terbatas. Kondisi ini menjadi kebalikan dari yang ada pada Mazda2. Mengingat harganya, i20 bisa berbicara lantang di trio ini. Sebut saja, sunroof yang tidak hadir di dua rivalnya di tes ini. Lalu ada Multi lnformation Display (MID) yang memuat beragam data performa mobil, foglamp, tombol pengatur audio di setir, head unit terintegrasi, koneksi iPod dan aux-in, airbag, rem ABS+EBD serta auto door lock. Sebuah Compact Hatchback juga harus fun to drive. Handling i20 tergolong tajam. Terasa ketika bermain di kepadatan lalu lintas. Mirip seperti Mazda2 dan Jazz, bantingan Hyundai i20 juga agak keras tapi hal itu mengurangi limbung berlebih saat manuver. 

Terlebih ia memakai ban 16 inci dan cengkeraman ban membuatnya lincah saat menikung cepat. Meski di jalan bergelombang, bodi dan pengendaliannya terasa gugup. Namun sayangnya kelincahan i20 kurang didukung performa akselerasi dari mesin 1.396 cc 4 silinder 100 dk yang berpasangan dengan transmisi otomatis 4-speed. Untuk akselerasi 0100 km/jam dengan 14,05 detik, i20 harus mengakui kemampuan dua rivalnya yang memiliki kapasitas mesin lebih besar. Ia lebih pelan 3,55 detik dari yang tercepat yakni Jazz. Sebaliknya konsumsi bbm-nya dapat mengimbangi padahal bobot lebih besar dan tenaga mesin lebih kecil. Mobil ini cukup hemat dengan I7,86 km/liter untuk rute jalan bebas hambatan dan di rute dalam kota dengan 9,6 km/liter. Nah, selain harga yang paling terjangkau, Hyundai i20 juga memiliki daya pikat kuat di sektor lain. Namun apakah hal itu cukup untuk menundukkan dua rivalnya ini?