Kamis, 07 Februari 2013

Berapakah tekanan ban mobil agar awet dan aman?

Mungkin kita sering bertanya-tanya, berapa sih tekanan yang benar dan sesuai untuk mobil kita, ada juga yang berpendapat supaya awet, ban harus diberi tekanan >35, dan apakah tekanan ban depan harus berbeda dengan tekanan ban belakang?

Rata-rata tekanan pada ban mobil depan adalah 32-34 PSI dan pada ban mobil belakang 30-32  PSI. Tekanan ban bergantung pada cuaca, berat beban mobil, serta merk ban yang digunakan. Saat mobil kita mlaju dengan kecepatan >110 km / jam , akan terjadi peningkatan tekanan dikarenakan udara didalam ban memuai, maka berhati hatilah, hal ini akan membahayakan penumpang apabila ban meletus.

Pada dasarnya semua mobil mempunyai petunjuk manual tentang tekanan ban mobil, biasanya tertera/tertempel pada pintu sisi pengemudi, coba sobat liat, disana ada tekanan yang benar untuk ban kita, lalu bagaimana dengan tekanan >35 yang katanya bikin awet?
Ini adalah kasus khusus dimana mobil dengan banyak penumpang seperti Kijang Innova mempunyai beban muatan yang sangat berat, oleh karenanya juga dibutuhkan tekanan ban yang tinggi untuk menopangnya. apalagi pada saat menikung atau manuver, apabila ban kempes maka akan terjadi tekanan yang berlebihan pada dinding ban.

Tidak benar bahwa tekanan ban yang lebih tinggi justru mengawetkan ban, malah sebaliknya hal itu akan lebih cepat merusak dan membuat ban aus, karena viering akan cepat rusak.

Tekanan ban yang baik adalah tidak kekurangan atau tidak kelebihan. Apabila tekanannya kurang, ban akan cepat panas, dan akan mudah sekali merusak ban, terlebih lagi hal ini bisa memicu ledakan. Apabila ban tekanannya berlebih juga akan memicu ledakan, apabila panas menaikkan tekanan. Lebih benarnya, ban akan awet dan aman apabila mengikuti standar yang tertera pada pintu masing masing.

Bagaimana tekanan seharusnya untuk ban serep?
tekanan Ban serep tidak boleh melebihi ambang batas, dan ban serep diberikan tekanan sedikit lebih tinggi ketimbang ban yang dipakai. 



Artikel terkait :
Cara merawat cat mobil agar selalu tampak baru dan berkilau
Invicta S1, mobil sport berkualitas.

Sabtu, 19 Januari 2013

Mercedes Benz 300SL dan 500SL

Dalam kamus Mercedes-Benz, tipe SL bukanlah keturunan dari kelas S. Kelahiran kelas S terjadi pada 1949, dengan model 170S. Sementara SL lahir pada 1952 dan diproduksi massal pada 1954. Seri S singkatan dari Super. Sedangkan singkatan SL mengandung makna yang berbeda. SL berarti Sport Leicht atau mobil sport yang ringan. Jelas perbedaan nama ini juga akan mencirikan masing-masing kelas. Seperti .kita ketahui, kelas S lebih menonjolkan kemewahan dan kenyamanan .jadi bagian penting di mobil ini. Sedangkan untuk Mercedes Benz SL, sesuai dengan namanya, mencirikan jiwa sporti yang selalu mengidamkan tantangan dalam berkendara. Makanya baik disain maupun fasilitas yang tersedia sangat diperuntukkan bagi kemampuan bermanuver pada kecepatan tinggi.  

SAYAP CAMAR 

Cikal bakal kelahiran Mercedes Benz SL banyak diilhami dari arena balap. Seiring dengan perkembangan yang dialami maka tipe 300SL dibuat dan diproduksi massal. Perubahan disain yang dilakukan pada Mercedes Benz LS sangat drastis, sangat berbeda dari tipe-tipe yang sudah mereka buat. Bentuknya dinamis dan sporti menggantikan model lain yang masih berbentuk serba besar dan bulat. Anggaplah ini merupakan sebuah titik awal disain modern yang dilakukan MB. Sementara L yang bermakna ringan, diwakili dengan adanya bahan pembuat yang relatif ringan dari mobil yang pernah MB buat. Sekalipun ringan, kerangka mobil ini memiliki struktur sangat kaku yang dibutuhkan dalam mendukung stabilitas mobil. Mercedes Benz 300SL menggunakan mesin yang dipakai 3005 saat diuji dalam beberapa ajang balap seperti LeMans, Swiss, Nurburgring bahkan Mexico. Beberapa gelar direbut mobil ini. Perubahan dilakukan berdasarkan pengalaman di ajang balap. Mau tahu? Penggunaan teknologi injeksi langsung bahan bakar sudah diterapkan di SL ini. Dengan teknologi ini mesin 6 silinder berkapasitas 2.996cc mampu mengucurkan tenaga sebesar 215tk/5.800rpm. Kecepatan yang sanggup dilampaui dengan rasio gigi akhir 3,64 secepat 235km/jam. Kalau memakai gigi akhir 3,25 maka kecepatannya bisa mencapai 260km/jam. Sistem pengereman yang dipakai Mercedes Benz 300SL masih menggunakan sistem yang sama dengan 300S. Mengandalkan sistem tromol dengan bantuan booster. 

Dalam satu keluarga SL, ada beberapa tipe yang menjadikannya ber beda secara fisik. Ada tipe kupe, roadster dan pintu sayap camar. Sebenarnya tipe terakhir sama dengan tipe pertama, hanya saja arah bukaan pintunya dibuat berlainan. Selama 4 tahun, Mercedes Benz 300SL diproduksi sebanyak 1.400unit. Tipe sayap camar menjadi legendaris karena keunikan arah bukaan pintunya. Pada tahapan produksi selanlutnya terjadi beberapa perubahan yang terjadi dalam tubuh 300SL. Mobil bertambah berat karena pemakaian bahan kerangka yang berbeda. Era kedua, 300SL menggunakan kerangka turbular. Berat mobil jadi 1.330kg dari 1.295kg. Guna mengimbangi peningkatan bobot tersebut, maka dilakukan pula pembenahan pada sistem poros nok. Komponen kompetisi dipasangkan di mobil ini sehingga rasio kompresi naik jadi 9,5:1. Tenaganya mencapai 250tk/6.200rpm. SL versi pertama berasio kompresi sebesar 8,55:1. Guna mengimbangi kenaikan tenaga, di keempat roda SL sudah dipasangi rem cakram.  

MASA KINI 

Kelangsungan hidup SL masih berjalan sampai kini. Masa demi masa dilewati dan perkembangan teknologi begitu pesat. lnilah yang membedakan antara SL di masa gull wing dengan SL masa kini. Tapi bila mewakili tiap generasi yang ada, maka SL tetap menggunakan teknologi yang tercanggih pada masanya. Namun demikian, cikal bakal disain 300SL sedikit banyak masih tertanam di SL yang ada sekarang. Jiwa Mercedes Benz 300SL yang penuh dengan passion, excitement, dan enjoyment masih melekat. Misal disain lampu. Walau berbeda, tetap saja pola lampu bulat masih digunakan, dan disainnya dibuat lebih dinamis. Coefficient of drag SL 500 mencapai 0,29. lni mengindikasikan, bahwa mobil sport sebisa mungkin menghilangkan hambatan angin yang mungkin terjadi. Selain itu, disain lain yang jadi perbedaan teknologi antara yang baru dan lama adalah penggunaan atap yang bisa dibuka (konvertibel). 

Dengan teknologi yang diterapkan, atap dapat terbuka dalam 16detik. Mesin SL 500 berkonfigurasi V-B berkapasitas 4.966cc. Dari mesin ini dapat dihasilkan tenaga sebesar 306tk pada 4.500rpm. Sementara torsinya sebesar 46ONml2.70Orpm. Waktu yang dicatat pabrik untuk berakselerasi 01OOkm/jam adalah 6,3detik. Sementara konsumsi bahan bakarnya mencapai 12,7liter per 100km. Demi keselamatan penumpang maka, standar keselamatan diterapkan pada SL 500. Misal batangan penyangga kepala (roll-over ba) yang muncul secara otomatis saat sensor menangkap mobil akan terguling. Selain itu ABS yang berdampingan dengan brake asstst ataupun sistem kontrol stabilitas yang juga meliputi penjaga keselamatan selama menikung.

Sabtu, 05 Januari 2013

Toyota Grand New Corolla Altis 1.8G

Toyota dikenal sebagai produsen dengan pola pikir konservatif. Bukannya malas melakukan pengembangan, namun mereka sangat selektif dan berpikir parjang untuk mencantumkan teknologi baru dalam produk lansirannya Makanya teknologi transmisi otomatis Super ECT 4-speed menjadi andaIan selama bertahun-tahun, sedangkan rivalnya telah mengembangkan model lebih advanced. Dan tahun ini sepertinya dijadikan momentum bagi Toyota untuk memperkenalkan inovasi mereka. Tak mau setengah hati, transmisi konvensional berbasis roda gigi ditanggalkan dan diganti sabuk baja alias CVT dengan 7 rasio sabuk Dan Corolla AItis mendapat kehormatan menjadi Toyota regional Asia Tenggara pertama yang menggunakannya.

Penggunaan sabuk CVT memberikan kemudahan untuk memberikan alternatif perbandingan yang paIing sesuai. Inilah mengapa ratio gigi 2 sampai 6 tidak memiliki perbandingan tetap. Angkanya berubah sesuai kebutuhan dan diatur komputer mesin. Hanva 1 yang berada di 2,386 dan 7 pada 0,411. Sedangkan final gear pada 5.356   Teknologi yang diusung CVT Toyota terbilang canggih. Ia mampu merekam karakter mengemudi dan selanjutnya memberikan rasio sabuk terbaik sesuai input pengemudi. Rentang waktu perpindahan pun dapat diatur sesuai kebutuhan, Bisa cepat dan halus saat santai atau ditahan hingga redline saat full throttle.

Makanya Altis terbaru bisa memiliki dua karakter berkendara. Halus dan santai saat berkendara di kepadatan jalan, namun ia juga bisa berubah agesif ketika pedal gas diinjak habis. Upaya memanjakan pengemudi semakin diakomodir dengan pengembangan di sektor mesin. Corolla Altis 1.8G   telah mengikuti jejak Corolla 2.0 dengan menggunakan teknologi Dual WI-i. Teknologi ini mengatur waku buka dan tutup katup masuk dan buang sesuai beban kerja mesin. Paduan dua teknologi baru di atas menciptakan Corolla yang kian asyik saat dikemudikan. Kendati demikian, DNA Corolla bukanlah sebagai pemuja kecepatan sejati. Itulah mengapa akselerasi 0-100 km/jam masih kalah dari rivalnya.  Sama halnya dengan kenyamanan.

Adalah trademark Corolla untuk terus menyajikan kenyamanan berkendara terbaik bagi pengemudi dan penumpang belakang. Oleh sebab itu bantingan suspensi Corolla menjadi yang terbaik di sini. Imbas dari lembutnya suspensi, nilai Noise, Vibration dan Harsh Corolla layak diacungi jempol. Efek negatifrrya jelas pada pengendalian. Corolla Altis 1.8G  bukanlah sedan yang menyenangkan ketika diajak manuver ekstrem. Kelincahannya semakin berkurang dengan digunakannya power steering elektrik Karena ringan, komunikasi dengan ban agak sulit dilakukan saat olah kemudi agresif. Kenyamanan berkendara dijaga oleh tampilan kabin roomy. Meski bukan yang terlega, tapi memberikan rasa nyaman. Desain dalam nyaris tidak berubah dari Altis lama Namun penggantian panel instrumen lebih sporty cukup menggugah selera. yang menarik dari panel ini adalah disediakannya bar yang menunjukkan besar injakan pedal gas ala Toyota Prius.

 Efisiensi berkendara juga dijaga dengan menyaIanya logo ECO saat Anda mengemudi ekonomis. Tampilan luar juga nyaris tanpa ubahan. Terkesan konservatif. Kendati demikian tetap terlihat elegan dan berkelas. Berubah bentuknya sisi bawah profil lampu memberi kesan gagah. Sementara foglamp turut berubah bentuk dan mengingatkan pada prius.  Buritan nampak cantik dengan berubahnya lampu rem menjadi bening. Liskrom cantik diperpanjang hingga menyentuh Iampu dan memberi nuansa lebar. Sementara desain lampu kucing diubah dari bulat menjadi persegi. Toyota dikenal cukup royal dalam memberikan fitur. Sebut saja tombol Start/Stop Engine yang menjadi satu paket dengan smart entry. Sama halnya dengan kepraktisan dengan berlimpahnya ruang penyimpanan. Berpadu dengan pengembangan mesin, sanggupkah Corolla mengalahkan hegemoni Civic?

Selasa, 01 Januari 2013

VW Golf TSI 1.4

Bagi pengemudi antusias. VW Golf GTI menjadi salah satu ikon mobil impian. Meski aura kencang tidak tampak pada desain bodi, namun menyimpan potensi yang  begitu dahsyat. Dan kini, Volkswagen menyediakan potensi yang hampir mirip dengan jubah TSI. Atas undangan eksklusif yang datang ke meja redaksi dari PT Garuda Mataram Motor selaku ATPM Volkswagen di lndonesia, tentu Auto Bild lndonesia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Perjalanan menantang siap memuaskan andrenalin tester terhadap tipe Golf terbaru ini. 

Start dari markas VW di jalan MT Haryono, Jakarta, unit berkelir putih  langsung melibas jalan bebas hambatan menuju Subang. Dalam tahap ini, kami masih melakukan penyesuaian dengan beragam fitur yang disematkan seperti pengoperasian paddle shift, tombol audio, AC dan lainnya. Lalu rute berkelok siap menghadang hingga menuju kota kembang, Bandung via Lembang. Di sinilah kami mulai merasakan performa yang ditawarkan Golf. Dapur pacu 1.390 cc 4 silinder yang disuntik supercharged dan turbo. Tak peduli dengan tenaga sebesar 160 dk, kami lebih merasakan sensasi dari torsi 240 Nm yang dihasilkan sejak 2.000 rpm. Jalan menanjak yang cenderung bergelombang, kerap membuat indikator kontrol traksi berkedip di dasbor saat pedal gas diinjak spontan. Kian asyik, VW telah menyematkan transmisi dual clutch terbaru mereka. Selain menggunakan tipe kopling kering, transmisi ini memiliki 7 gears ratio. Alhasil, tenaga kian tersalur sempurna. Komunikasi ban dengan kemudi pun berlangsung baik. Saat melahap tikungan cepat, kemampuan ban masih mampu dirasakan pengemudi, meski kontrol kestabilan yang menjadi fitur standar TSI belum sempat mengambil alih.

 Pun begitu dengan   akurasi kemudi, Golf mampu bereaksi cepat, meski belum sebaik GTI. Disinyalir ini disebabkan oleh ban yang memiliki ukuran 205/55 R16. Penggunaan paddle shift perlu waktu adaptasi yang cukup lama. Bila tak terbiasa, bersiaplah untuk diprotes oleh penumpang lainnya karena cara berkendara yang menjadi kasar. Lalu tuas transmisi pun kami pindah ke Sport Mode. Hasilnya cukup memuaskan. Komputer begitu pintar membaca beragam kebutuhan jalan dan pengemudi, seperti saat di jalan menurun dan pedal rem diinjak sesaat, posisi gigi akan Iangsung berpindah ke lebih rendah. Memasuki Kota Kembang, kepadatan lalu lintas mulai menghadang. Dalam mode D (Drive), TSI mampu diajak bersopan santun dengan pengendara Iain. Perpindahan gigi berlang   sung smooth sehingga tak tersirat tenaga dahsyat di balik kap mesinnya. Setelah beristirahat sejenak sambil menunggu lalu lintas lenggang, kami segera memutuskan untuk  kembali ke )akarta via tol. Inilah waktu untuk menguras tenaga mesin secara maksimal. Spidometer pun kerap menyentuh angka 200 km/jam berkali-kali. Semakin 'pede', Golf TSI memberikan kemampuan rem prima. Meski akhirnya, kami harus menembus cara berkendara ini dengan angka konsumsi bbm di MID hanya 9,6 km/I. Dengan desain bodi pipih dengan guratan Golf Scirocco, TSI memang menjadi langkah tepat untuk konsumen tanah air yang merasakan sensasi khas Golf. Apalagi harga yang ditawarkan dapat menjadi batu loncatan, sebelum memiliki GTI atau Scirocco. 1